Okupasi Terapi

Mengenal Terapi Okupasi pada Anak Berkebutuhan Khusus
Terapi okupasi pada anak berkebutuhan khusus bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidupnya, baik di rumah maupun di sekolah. Hal ini melibatkan pengamatan, perencanaan, dan evaluasi.

Terapi okupasi membantu memperbaiki kualitas hidup anak dengan gangguan spektrum autisme
- Apa itu terapi okupasi?
- Siapa yang membutuhkan terapi okupasi?
- Manfaat terapi okupasi pada anak
- Hal yang dilakukan dalam terapi okupasi pada anak
- Cara terapi okupasi di rumah untuk anak berkebutuhan khusus
Terapi okupasi pada anak diperlukan bagi yang memiliki masalah fisik, sensorik, atau kognitif. Terapi ini dapat membantu anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Namun, tidak semua orangtua mengetahui apa itu terapi okupasi. Padahal terapi untuk anak berkebutuhan khusus ini dapat sangat membantu dan menjadi bekal yang baik bagi mereka. Untuk membantu Anda memahaminya, berikut adalah penjelasan seputar apa itu terapi okupasi dan manfaatnya.
Apa itu terapi okupasi?
Terapi okupasi pada anak adalah perawatan khusus yang dapat membantu anak untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari mereka.
Terapi ini berfokus pada anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk meningkatkan keterampilan kognitif, fisik, sensorik, dan motorik mereka dalam meningkatkan rasa percaya diri.
Terapi okupasi tidak terbatas hanya untuk orang dewasa saja, tetapi juga bermanfaat bagi anak-anak, yang pekerjaan utamanya adalah bermain dan belajar. Anak berkebutuhan khusus bisa menjalani terapi okupasi agar mereka dapat bermain, bersekolah, dan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Siapa yang membutuhkan terapi okupasi?
Terapi okupasi dapat dilakukan kepada anak dengan berbagai kondisi berikut:
- Cacat lahir
- Gangguan pemrosesan sensorik
- Cedera traumatis pada otak atau sumsum tulang belakang
- Gangguan belajar
- Autisme
- Gangguan mental atau perilaku
- Patah tulang atau cedera ortopedi lainnya
- Gangguan perkembangan
- Spina bifida (cacat tabung saraf)
- Kondisi pascaoperasi
- Kanker
- Cerebral palsy
- Sindrom down
- Dispraksia (gangguan pergerakan dan koordinasi).
Untuk lebih jelasnya, Anda dapat berkonsultasi pada dokter mengenai terapi okupasi pada anak. Dokter bisa saja merekomendasikan terapi anak berkebutuhan khusus lainnya yang lebih tepat bagi mereka.
Manfaat terapi okupasi pada anak
Tujuan dari terapi okupasi pada anak adalah memperbaiki kualitas hidupnya, baik di rumah maupun di sekolah. Terapi ABK diharapkan bisa membantu anak agar lebih mandiri dalam menjalani kehidupannya.
Berikut adalah sejumlah manfaat terapi okupasi pada anak yang perlu Anda ketahui.
- Merawat diri sendiri, seperti toilet training, memakai baju, menggosok gigi, menyisir rambut.
- Meningkatkan kemampuan motorik halus, seperti kemampuan memegang pensil untuk menulis
- Meningkatkan kemampuan motorik kasar, seperti berjalan, menaiki tangga, atau naik sepeda
- Meningkatkan kemampuan persepsi, seperti membedakan warna, bentuk, dan ukuran besar-kecil
- Meningkatkan kepekaan terhadap tubuh sendiri dan hubungan antar anggota tubuh yang satu dengan yang lain. Misalnya, rambut menempel pada kepala atau lengan ada di samping badan bagian atas.
- Meningkatkan kemampuan visual untuk membaca dan menulis
- Meningkatkan kemampuan untuk bermain, beradaptasi, menyelesaikan masalah, berkomunikasi
- Meningkatkan kemampuan bersosialisasi
- Meningkatkan koordinasi mata dan tangan sehingga anak dapat bermain, dan melakukan keterampilan sekolah
- Mempelajari perilaku positif dan keterampilan sosial dengan mempraktikkan bagaimana anak mengelola amarah dan frustrasinya.
Walaupun tampak sepele, kemampuan-kemampuan tersebut dapat sangat bermanfaat bagi kehidupan anak, terutama untuk menjadi pribadi yang mandiri.
Baca Juga
- Anak Terlambat Bicara Bukan Berarti Anak Autis
- Babbling: Ocehan Bayi yang Punya Banyak Makna, Plus Ketahui Juga Cara Menstimulasinya
- Berat Badan Ideal Anak Usia 0-12 Tahun Ini Perlu Jadi Perhatian Ayah dan Ibu
Hal yang dilakukan dalam terapi okupasi pada anak
Terapi okupasi pada anak akan disesuaikan dengan usia, aktivitas sehari-hari, dan kondisi orang yang membutuhkannya. Contoh terapi okupasi ini dapat mencakup tiga hal berikut:
- Pengamatan
Terapis akan memperhatikan bagaimana anak melakukan aktivitas atau tugas apa pun. Ia mungkin mendatangi rumah atau sekolah untuk melihat yang dilakukan anak, dan perubahan apa yang perlu dibuat. Misalnya, memindahkan perabotan agar jalan anak tidak terhalangi.
- Perencanaan
Selanjutnya, terapis akan membuat rencana terapi dan menetapkan tujuan yang dirancang untuk kebutuhan anak. Contoh fokus terapi okupasi yang diberikan adalah untuk membuat anak berkebutuhan khusus lebih mampu beraktivitas secara mandiri.
Terapi ini akan melatih anak menyesuaikan gerakan, meningkatkan keterampilan koordinasi tangan dan mata, atau melakukan suatu aktivitas dengan cara baru yang lebih mudah.
- Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai bahwa terapi okupasi yang diberikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, rencana tindakan lainnya bisa saja dibuat jika diperlukan agar hasil terapi lebih optimal.
Cara terapi okupasi di rumah untuk anak berkebutuhan khusus
Anda juga bisa melakukan terapi okupasi pada anak berkebutuhan khusus. Terapi okupasi di rumah bisa Anda kemas dalam permainan yang menarik dan disukai oleh anak-anak.
Contohnya, Anda bisa melakukan permainan balancing ring. Berikut adalah cara bermainnya:
- Ajak anak Anda berdiri di atas papan
- Ajarkan anak fokus melihat ke depan
- Mulailah untuk membimbing anak Anda melempar ring ke titik depan yang dituju
Melalui permainan ini, anak Anda akan terlatih daya konsentrasinya, mempertahankan posisi tubuhnya agar tetap seimbang, serta melatih strategi agar ring tersebut masuk ke cone targetnya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar terapi okupasi pada anak, silahkan datang langsung ke rsjiwajambi
sumber : SehatQ